Minggu, 08 Maret 2015

Konflik Palestina-Israel




Abaikan Gencatan Senjata, Jet Tempur Israel Gempur Gaza



Jet tempur Israel melancarkan serangan ke sebuah lokasi di Kota Gaza, hari ini. Tidak ada korban jiwa akibat serangan tersebut.

Seperti dimuat
BBC, Sabtu (20/12/2014), roket tersebut dilaporkan mendarat di area terbuka. Sejumlah warga kawasan Khan Yunis di Gaza mengaku mendengar dua ledakan.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Israel, Letnan Kolonel Peter Lerner mengatakan pesawat tersebut mengincar 'infrastruktur teror Hamas' sebagai balasan setelah sehari sebelumnya sebuah roket mendarat di Eshkol, bagian selatan Israel.

Serangan Israel ke Gaza merupakan yang pertama sejak gencatan senjata usai diberlakukan pada Agustus lalu.

Kala itu, Israel melancarkan serangan udara dan mobilisasi pasukan ke Gaza selama 50 hari. Di sisi lain, pihak Hamas juga menyerang dengan menembakkan roket dan mortir ke arah Israel.

Dalam rangkaian serangan itu, militer Israel dituduh melakukan kejahatan perang ketika menghancurkan empat bangunan penting di Gaza. Di antaranya ialah rumah susun setinggi 12 lantai di Kota Gaza dan gedung perkantoran di Kota Rafah, bagian selatan Jalur Gaza.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat lebih dari 2.100 warga Palestina, nyaris 500 anak-anak di antara mereka, telah tewas. Di pihak Israel, sebanyak 64 serdadu dan empat warga sipil tewas dalam konflik selama 50 hari itu.

Selain itu, PBB juga memperkirakan ada lebih dari 17.000 rumah telah dihancurkan atau dirusak



 Analisa:
Asal konflik antara Palestina dan Israel dapat di katakan dimulai pada tahun 1920 saat Inggris mencanangkan Deklarasi Balfour, yang dipandang pihak Yahudi dan Arab sebagai janji untuk mendirikan ”tanah air” bagi kaum Yahudi di Palestina.

Konflik ini juga mengalami naik-turun sehingga terciptanya situasi yang tidak memungkinkan. Contohnya seperti upaya perdamaian yang selalu gagal. Korban sipil yang terjadi akibat konflik ini berjumlah sekitar 9481 jiwa(1987-2011) yang di antaranya terdapat 1762 korban yang masih berusia dibawah 18 tahun. 

Banyak juga warga yang telah kehilangan tempat tinggalnya dan terpakasa tinggal di tempat pengungsian
Rasa cemas dan tidak aman turut menyelimuti warga yang tinggal di daerah Palestina dan Israel serta di tempat pengungsian yang menyebabkan ketegangan di kedua belah pihak.
Jumlah korban akan terus bertambah seiring dengan konflik yang berjalan dan proses perdamaian yang tidak pasti dan tidak menentu ini.

Kesimpulan:
Sudah banyak negara-negara yang mendukung perdamaian antara Palestina dan Israel, diantaranya adalah Indonesia. Perdamaian antara Palestina dan Israel harus segera terjadi agar tidak menambah jumlah korban dan biaya yang seharusnya tidak terjadi. Sulit memang untuk menemukan perdamaian antara Palestina dan Israel yang disebabkan oleh banyak konspirasi yang berkembang sampai sekarang ini. Namun perdamaian tetap harus segera terwujud untuk membentuk dunia yang damai, tentram, dan sejahtera.

Sumber:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar